Kesuksesan Uni Emirat Arab (UAE) meluncurkan program eksplorasi Marsnya tidak membuat banyak pihak optimis akan kemampuan negara ini melakukan eksplorasi berkesinambungan.
Apalagi dengan SDM yang relatif kecil dan kurang banyaknya lulusan universitas lokal menghasilkan PhD dibidang antariksa.
UAE memang sudah mukai melakukan seleksi besar-besaran calon ilmuwan antariksa dari berbagai negara Arab yang akan menjadi kekuatan UAE.
Namun, diperlukan kerjasama G to G antar negara Arab supaya lebih sukses.
Qatar misalnya bisa mengajak Irak, Suriah, Libya, Sudan, Mesir dan Yaman untuk memproduksi sendir sebuah roket peluncur sekelas SpaceX.
Lalu, mendorong negara-negara kaya minyak lainnya seperti Qatar, Kuwait, Bahrain, Maroko, Mauritania dan Somalia untuk fokus di eksplorasi eksoplanet, teknologi komunikasi jarak jauh dan pengembangan teleskop.
Sementara itu UAE, Arab Saudi, Yordania, Palestina, Tunisia, Aljazair, Comoros, Chad dll dapat fokus kembangkan teknologi satelit, wahana antariksa dan peralatan koloni lainnha di Mars atau Bulan.
Tanpa kerja sama yang kuat dan saling membantu, sulit bagi UAE untuk melakukannya sendirian.