Showing posts with label space program. Show all posts
Showing posts with label space program. Show all posts

Sunday, December 9, 2018

AS tak Lagi Gunakan Roket Rusia ke Antariksa

ilustrasi
SPACE TOURISM INDONESIA -- Peluncuran Expedition 58 Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) tampaknya akan menjadi penerbangan terakhir astronaut AS dengan roket Soyuz milik Rusia dari Baikonur Cosmodrome, Kazakhstan. AS telah berupaya kuat agar penerbangan astronaut bisa dilakukan di atas tanah mereka sendiri, bukan hanya untuk kebanggaan nasional, tetapi juga karena akan membawa peluang industri.

Hari ini, astronot NASA, Anne McClain, direncanakan akan berangkat untuk pertama kalinya ke luar angkasa menumpang kapal Soyuz seperti yang telah dilakukan setiap astronaut AS sejak 2011. Tetapi mulai awal tahun depan, astronaut AS akan naik ke atas kendaraan komersial yang diproduksi dan diluncurkan dari Amerika Serikat.

Peluncuran dari AS akan diuji pada 7 Januari 2019 mendatang dengan pesawat luar angkasa tak berawak SpaceX, Dragon, diluncurkan melalui roket Falcon 9 dari Florida, dekat Orlando. Area ini biasanya digunakan untuk peluncuran setiap misi ruang angkasa AS dengan astronaut, termasuk pesawat ulang alik dan misi bulan Apollo mulai tahun 1961. Selanjutnya, pesawat Boeing CST-100 Starliner juga akan menjalankan penerbangan pertama tanpa awak pada 2019.

Namun, kembalinya peluncuran dari AS tak hanya akan memberikan keuntungan bagi Boeing dan SpaceX, tetapi juga pemasok dan mitra yang membantu dua perusahaan AS ini untuk menerbangkan awak ke luar angkasa.

"Soyuz bukan satu-satunya alat di negara ini. Ini bukan satu-satunya sumber daya yang dapat kita sentuh. Seluruh upaya awak komersial Boeing-SpaceX benar-benar memberikan yang terbaik dari semua dunia, dari semua pilihan. Pilihan memberikan kreativitas dan manfaat dan potensi. Jadi itulah yang benar-benar menarik tentang ini," kata Cooper kepada Space.com, Senin (3/12).

Ini merupakan perjalanan panjang NASA yang mendorong program kru untuk segera diselesaikan, terlepas dari beberapa penundaan sejak program pesawat ulang-alik pensiun pada 2011. Itu terjadi tepat setelah pembangunan Stasiun Luar Angkasa Internasional selesai.

Sejak itu, NASA tidak bisa menerbangkan astronaut ke luar angkasa dari Amerika Serikat. Sebagai hasilnya, semua astronaut stasiun ruang angkasa harus terbang dari Baikonur, Kazakhstan dengan harga cukup mahal yakni mencapai US$70 juta atau sekitar Rp996 miliar per kursi.

Terbang kembali dari AS juga akan menghemat pembiayaan penerbangan awak ke luar angkasa. Sebelumnya, pesawat luar angkasa Soyuz Rusia dan roket Soyuz masing-masing memiliki performa yang baik. Sistemnya memiliki kemampuan untuk diluncurkan di hampir semua cuaca, berbeda dengan pesawat luar angkasa lain.

Dalam delapan tahun terakhir, penerbangan Soyuz yang dibatalkan hanya pada Oktober tahun ini ketika dua anggota awak kapal Ekspedisi 57 tergelincir. Namun awak kapal kembali dengan selamat ke Bumi setelah beberapa menit dalam penerbangan.


More

Friday, March 23, 2018

Jepang Siram Startup Antariksa Rp 12,9 T

SPACE TOURISM INDONESIA -- Jepang menawarkan pendana senilai US$940 juta (Rp 12,9 triliun) untuk membiayai perusahaan rintisan (startup) luar angkasa dalam rangka mendorong pertumbuhan industri tersebut, pihak pemerintah mengumumkan pada hari Selasa (20/3/2018) dalam sebuah acara di Tokyo.

Dana tersebut akan disediakan lewat investasi dan pinjaman selama lima tahun mendatang sebagai bagian dari inisiatif pemerintah untuk melipatgandakan nilai industri luar angkasa yang saat ini mencapai lebih dari US$11 miliar.

Jumlah startup luar angkasa Jepang yang kurang dari 20 entitas membuat banyak orang memandang pendanaan ini penting untuk membantu perusahaan baru menutup ongkos beberapa bidang, seperti riset atau mengajukan paten.

"Kami yakin ini akan diingat sebagai titik balik industri kami yang berkembang," kata Takeshi Hakamada, CEO dan pendiri startup penjelajahan bulan bernama ispace dalam sebuah pernyataan.

Ispace telah menerima sokongan dana dari pemerintah sebelumnya, termasuk dalam rangkaian pembiayaan senilai $90,2 juta yang juga disokong Suzuki Motor dan Japan Airlines.

Sejak didirikan tujuh tahun lalu, ispace lolos kompetisi Lunar XPRIZE dari Google untuk mendanai dua misi eksplorasi ke bulan. Misi pertama akan dilakukan akhir tahun 2019 dan yang kedua akan dilaksanakan akhir tahun 2020.

Pemerintah Jepang sedang membentuk sebuah instansi untuk mengelola pendanaan dan menghubungkan startup dengan talenta lokal dari berbagai organisasi, seperti Japan Aerospace Exploration Agency atau anak perusahaan pembuat roket milik Mitsubishi Heavy Industries.

Di tahap awal, setiap startup berhak menerima bantuan dana sekitar US$100.000 untuk membantu menampilkan berbagai konsep ke para investor. Usaha yang menjanjikan dan perusahaan yang lebih matang dapat memperoleh sisa dari dana senilai $940 juta tersebut untuk pengembangan selanjutnya.

More

Sunday, January 8, 2017

Menggagas Reksa Dana untuk Pengembangan Industri Antariksa

SPACE TOURISM INDONESIA -- Industri antariksa di Indonesia selalu mengalami kendala dengan pendanaan.

Padahal di luar negeri, beberapa perusahaan antariksa sudah mulai didanai oleh produk-produk pedanaan dari pasar saham dan keuangan.

Hal yang sama juga di Indonesia, reksa dana, saham, sukuk telah mulai dimanfaatkan organisasi sosial (baca) dan keagamaan (baca) untuk membiayai anak perusahaan.

Lalu mengapa tidak membuat reksa dana untuk industri antariksa? BUMN di bawah LAPAN akan dapat mengembangkan insutri antariksa dengan pendanaan dengan sumber yang terdiversifikasi.

Baca: Nilai Saham Tesla dan SpaceX

Thursday, September 3, 2015

Russia to help Iran space program

SPACE TOURISM INDONESIA --  Two Russian space companies have signed a cooperation agreement with an Iranian corporation, clearing the way for the creation of an Iranian satellite observation system.

According to the signed agreement, Russian companies will help Iran to create its own remote-sensing system which is used for gathering information about the Earth's surface, atmosphere and oceans.

More

RHS rocket see launched into space

SPACE TOURISM INDONESIA -- As 2kg of rocket seeds were sent into space as part of Rocket Science, a nationwide horticultural science experiment for schools the European Space Agency (ESA) and RHS scientists have recommended a top 10 list of plants suitable to sustain human life in space.



More

The first Dane launched in to space

SPACE TOURISM INDONESIA -- The first Dane in space accompanied by 26 custom-made figurines from Danish toymaker Lego blasted off from Kazakhstan on Wednesday as part of a three-man team on an unusually long two-day mission to the International Space Station.



More

Monday, May 16, 2011

SMK Penerbangan Antariksa Madiun Mendidik Calon Astronot

Wahana antariksa merupakan sebuah kendaraan yang mengudara melalui angkasa. Yang disebut wahana antariksa termasuk probe angkasa robot atau tak berawak dan juga kendaraan berawak. Istilah ini kadangkala juga digunakan untuk menjelaskan satelit buatan, yang memiliki kriteria rancangan yang mirip.

Pendidikan, Lapangan kerja, pengangguran, adalah problem besar di Indonesia, masih rendahnya mutu pendidikan ditambah susahnya mencari pekerjaan, kemiskinan, sedikitnya lowongan kerja yang tersedia, menjadi persoalan yang harus menjadi tugas pemerintah untuk mengambil langkah cepat untuk menyiapkan tenaga kerja siap pakai seperti SMK Bisa, SMK Mandiri, SMK yang lulusannya berkualitas dan siap kerja.

Sekolah Menengah Kejuruan harus disiapkan untuk mengisi lowongan kerja tingkat menengah yang sudah tersedia, selain itu pemerintah harus juga mendorong terciptanya peluang kerja baru yang bisa menampung siswa lulusan SMK baik lewat program pegawai negeri, mendorong perusahaan baru, mendukung UKM, UMKM, melatih dan mendorong wirausaha baru, entrepreneur baru, pabrik ramah lingkungan baru, Perusahaan Baru, kesempatan kerja baru.

Tidak mudah memang menyiapkan tenaga kerja siap pakai, siap kerja, namun upaya departemen pendidikan dalam hal ini Direktoran Pembinaan Pendidikan Kejuruan Direktorean Jenderal Menajemen Pendidikan dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional (dit-PSMK) bisa melakukan pembinaan untuk program SMK bisa menurut pengamatan saya adalah langkah tepat terutama terkait dengan banyaknya pengangguran elite, pengangguran dari Lulusan Perguruan Tinggi, pengangguran yang disebakan oleh banyaknya tenaga kerja lulusan perguruan tinggi yang ternyata tidak siap pakai.

Program program SMK bisa harus benar benar bisa link dan match dengan kebutuhan pasar kerja, lebih lebih kalau juga bisa disiapkan untuk mendukung pasar kerja luar negeri yang terampil, bukan hanya sebagai pembantu rumah tangga PRT seperti TKI selama ini.

Alamat SMK Penerbangan Antariksa Madiun: Jl. Mayjen Panjahitan No 12, Banjarejo, 1993, 63137, (0351)599178

Tuesday, April 26, 2011

Countdown begins for China's space station program

Authorities in charge of the manned space program unveiled plans on Monday to build a 60-ton space station, made up of three capsules, and develop a cargo spaceship to transport supplies.

The China Manned Space Engineering Office said at a news conference that it also wants the public to get involved by suggesting names for the space station, due to completed around 2020.

According to documents provided by the office, the space station, weighing about 60 tons, is composed of a core module and two others where experiments will be conducted.

A cargo spaceship to transport supplies will also be developed.

The 18.1-meter-long core module, with a maximum diameter of 4.2 meters and a launch weight of 20 to 22 tons, will be launched first.

The two experiment modules will then blast off to dock with the core module. Each laboratory module is 14.4 meters long, with the same maximum diameter and launch weight of the core module.

"The 60-ton space station is rather small compared to the International Space Station (419 tons), and Russia's Mir Space Station (137 tons) which served between 1996 and 2001," said Pang Zhihao, a researcher and deputy editor-in-chief of the monthly magazine, Space International.

"But it is the world's third multi-module space station, which usually demands much more complicated technology than a single-module space lab," he said.

The office also said that China will develop a cargo spaceship, with a maximum diameter of 3.35 meters and a launch weight less than 13 tons, to transport supplies and lab facilities to the space station.

Pang said it is the first time that the office confirmed plans to build a cargo spaceship, which is vital for long-term space missions.

Monday, February 21, 2011

KOMURINDO 2011: An Indonesian version of Google Lunar X PRIZE

Komurindo si stand for Kompetisi muatan roket Indonesia, an Indonesian version of Google Lunar X PRIZE. Indonesia is a big country with largest talents available for space exploration.

Tema Lomba Payload Roket KOMURINDO 2011 adalah:
” Attitude Monitoring and Surveillance Payload ”

Latar Belakang
Roket merupakan salah satu wahana dirgantara yang memiliki makna startegis. Wahana ini mampu digunakan untuk melaksanakan misi perdamaian maupun pertahanan, misalnya sebagai Roket Peluncur Satelit (RPS), Roket penelitian cuaca, roket kendali, roket balistik dari : darat ke darat, darat ke udara dan udara ke udara.

Dengan kata lain, roket juga bisa berfungsi sebagai peralatan untuk menjaga kedaulatan dan meningkatkan martabat bangsa, baik di darat, laut maupun di udara sampai dengan antariksa. Oleh karena itu, negara yang menguasai kemandirian teknologi peroketan dengan baik, akan disegani oleh negara- negara lain di seluruh dunia.

Assalaamu Alaikum dan Salam Sejahtera,

Peminat dan Pemerhati Kompetisi (Muatan) Roket Indonesia Ysh.

Alhamdulillaah, rule untuk KOMURINDO 2011 (dulu KORINDO)
sudah dapat diputuskan oleh Dewan Juri Nasional, seperti pada
Lampiran.

Selamat bekerja keras kembali…!

Jangan lupa: batas akhir penerimaan proposal keikutsertaan
adalah 31 Desember 2010 pk.16:00

a/n Dewan Juri Nasional KOMURINDO 2011

Endra Pitowarno

mailist KOMURINDO

KRCI@groups.eepis-its.edu
https://groups.eepis-its.edu/mailman/listinfo/krci

Sunday, February 20, 2011

Indonesia bangun fasilitas antariksa seharga Rp 40 Triliun di Enggano

Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (LAPAN) menetapkan tiga titik lokasi paling cocok untuk peluncuran roket yaitu daerah Tanjung Komang, Kiyoyo dan Tanjung Laboho, Bengkulu.

Penetapan lokasi itu atas persetujuan bersama Balai Penelitian Pengembangan, Bappeda, Badan Lingkungan Hidup, Dishubkominfo dan BKSDA Bengkulu, kata Kepala Balitbang Provinsi Bengkulu Winarkus, di Bengkulu, Jumat (18/2).

Daerah tersebut dipilih karena jauh dari pemukiman penduduk dan dekat dari permukaan laut.

"Lokasi disepakati berada pada ketinggian 20 meter dari permukaan air laut, sehingga lebih aman dan efektif bagi peluncuran," katanya.

Lokasi tersebut semuanya berada jauh dari pemukiman warga, tepatnya di daerah Selatan pulau Sebatik atau berada di selatan Pulau Enggano. Pemukiman penduduk berada di utara Pulau Enggano.

Namun, jalan menuju lokasi peluncuran roket itu belum didukung infrastruktur jalan dan listrik, meskipun lahan yang dibutuhkan cukup satu hektare ditambah lahan penyangga sebagai daerah pengaman sekitar 200 hektare.

Lahan di Tanjung Laboho termasuk kawasan taman buru yang dilindungi sehingga Balai Konservasi Sumber daya alam (BKSDA) Provinsi Bengkulu perlu menerbitkan rekomendasi.

Di dalam rekomendasi tersebut disebutkan bahwa jalur di dalam taman buru harus terlebih dulu mendapat persetujuan dari Menteri kehutanan dan DPR.

"Semua perizinanannya kita serahkan kepada mereka, LAPAN juga berada di pusat," kata Winarkus.

Sebelumnya Ketua Bappeda Provinsi Bengkulu Ir.HM.Nashsya mengatakan, lokasi itu tidak saja untuk satelit tapi juga untuk pengamanan wilayah Barat Pulau Sumatera.

Winarkus mengatakan bahwa perakitan dan peluncuran roket akan dilakukan di Pulau Enggano. Selama ini perakitan dilakukan di Serpong Banten dan diluncurkan di Garut.

"Kami bersyukur Pulau Enggano terpilih menjadi lokasi peluncuran roket karena banyak juga daerah lain yang menawarkan misalnya daerah Biak," katanya.

Satelit yang bakal diluncurkan di Pulau Enggano itu beratnya sekitar 3,8 ton dengan target ke orbit polar, namun belum diketahui ketinggian daya jelajahnya.

Biaya pembangunan tempat peluncuran roket sudah disiapkan oleh LAPAN dan memerlukan dana sekitar Rp40 triliun dan saat ini baru tahap survei awal.

"Hasil survei awal akan kita informasikan kepada mereka, nanti mereka akan melakukan pengkajian lebih mendetil, termasuk sosialiasi dengan masyarakat daerah itu," ujarnya.

Kepala Tata Usaha BKSDA Provinsi Bengkulu Supartono mengatakan, tim dari instasninya akan turun ke lokasi Enggano untuk mengecek lokasi yang disepakati sebagai lahan peluncuran roket LAPAN.

Monday, January 31, 2011

Iran to send astronaut to space by 2021

President Mahmoud Ahmadinejad on Sunday inaugurated the largest laboratory center for testing space structures and systems. The center is considered the largest of its kind in the Middle East.

The laboratory was inaugurated ahead of the Ten-Day Dawn celebrations (February 1-10) which marks the anniversary of the victory of the Islamic Revolution in 1979.







Speaking at the inauguration ceremony, Ahmadinejad said the country's achievements in space technology have modified the world's view of Iranian scientists' capabilities.

The world is "impressed" by Iran's space achievements, he stated.

Sunday, January 30, 2011

Iran inaugurates space test laboratories

Iran has launched a number of laboratories for testing “space structures and systems” in line with its progressing space program, the Iranian Defense Ministry says.

The labs have been inaugurated by Iranian President Mahmoud Ahmadinejad ahead of the Ten Days of Dawn (February 1-10) celebrations marking the victory of the 1979 Islamic Revolution.

Planning and setting up the laboratories is in continuation of firm steps taken by Iranian experts in putting domestically-built satellites into orbit, said Iran's Defense Minister Brigadier General Ahmad Vahidi during the inauguration ceremony of the labratories, IRIB reported.

Vahidi said the Defense Ministry constructed ten labs to “reinforce infrastructures of Iran's space industry” and help improve the abilities of human resources. He also noted that Iran is expected to unveil other space projects in the near future.

Iran launched its first domestically-produced satellite, Omid, into space in 2009.

Omid (meaning 'Hope' in Persian) was put into orbit by the Iranian-produced satellite carrier Safir 2 which is an upgraded model of carrier Safir 1 which was launched in 2007.

Equipped with two frequency bands and eight antennas, Omid transmitted information to and from earth while orbiting the planet 15 times per day.

The lightweight telecommunications satellite was equipped with remote sensing, satellite telemetry and geographic information system technology as well as remote and ground station data processing.

Omid is a research satellite that has been designed for gathering information and testing equipment. After orbiting the earth, Omid returned to earth with data that helped Iranian experts to send an operational satellite into space.

The Islamic Republic also unveiled its first major space center in 2008 with launching the first Iranian rocket, Explorer-1, into space.

Iran is one of the 24 founding members of the United Nations Committee on the Peaceful Uses of Outer Space, which was set up in 1959. To date, only eight countries have put domestically-made satellites into orbit.

Tuesday, January 18, 2011

4 tahun, Satelit Pertama RI Masih Mengorbit

Satelit pertama buatan Indonesia, Lapan-Tubsat hingga saat ini masih mengorbit. Pada 10 Januari 2011 lalu, satelit ini berulang tahun keempat.

Untuk diketahui, satelit ini diluncurkan pada 10 Januari 2007 dari Pusat Antariksa Satish Dhawan di India.

Ini di jauh di luar perkiraan. Sebab, dalam rancangan awal, satelit ini diperkirakan hanya akan berusia tidak lebih dari dua tahun. Keberhasilan ini merupakan suatu pembuktian bahwa engineer (perekayasa) Indonesia mampu membuat satelit yang andal.

Deputi Bidang Teknologi Dirgantara Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Soewarto Hardhienata, satelit Lapan-Tubsat masih berfungsi dengan baik dan masih terus memberikan gambar dari ruang angkasa.

”Bahkan, jika tidak ada anomali, Lapan-Tubsat masih akan terus beroperasi hingga beberapa tahun lagi,” kata dia dalam rilis yang diterima VIVAnews, Selasa 18 Januari 2011.

Kata dia, ini adalah hal yang luar baisa bagi sebuah satelit mikro. "Karena banyak satelit semacam ini hanya berusia dua tahun."

Dijelaskan dia, Lapan-Tubsat merupakan satelit mikro atau satelit berukuran kecil dengan bobot 57 kg. Satelit ini berorbit polar atau mengelilingi bumi dengan melewati kutub.

Satelit tersebut melewati wilayah Indonesia sebanyak dua kali per hari. Selama empat tahun, Lapan-Tubsat telah menghasilkan berbagai video pemantauan bencana misalnya gunung meletus, pemantauan kebakaran hutan, dan pemantauan perkembangan jembatan Suramadu.

Bahkan, menurut Kepala Bidang Teknologi Ruas Bumi Dirgantara Lapan, Chusnul Tri Judianto, Lapan dapat mengambil gambar letusan Gunung Merapi pada 2010. Saat itu, satelit-satelit penginderaan jauh milik negara-negara maju, tidak dapat mengambil gambar gunung itu karena seluruh wilayah udara di Merapi tertutup awan akibat erupsi.

”Inilah kelebihan Lapan-Tubsat. Satelit ini dapat digerakkan, sehingga mampu ’melirik’ dari sisi samping wilayah yang ingin dilihat. Pada satu hari itu, hanya Lapan-Tubsat yang berhasil melihat Merapi dari 650 kilometer di atas permukaan bumi,” ujar Chusnul.

Ke depan, Lapan akan terus melakukan pengembangan satelit. Dijelaskan Soewarto, kini Lapan sedang membangun dua satelit yaitu Lapan-A2 dan Lapan-Orari.

Kedua satelit yang disebut Twin- Sat atau Satelit Kembar berorbit ekuatorial, sehingga akan melewati Indonesia lebih banyak dari Lapan-Tubsat, yaitu 14 kali per hari. Kedua satelit akan mengemban misi untuk mitigasi bencana.

Rencananya Twin Sat akan diluncurkan pada 2011 ini dengan menggunakan roket India. Lapan-A2 akan membawa muatan AIS (Automatic Identification System) untuk mengindentifikasi kapal laut di perairan Indonesia dan kamera video dengan cakupan tiga kali lebih lebar dari Lapan-Tubsat.

Sementara, Lapan-Orari akan membawa muatan voice repeater dan APRS Repeater untuk komunikasi anggota Organisasi Amatir Radio Indonesia (Orari) saat bencana. Satelit ini juga akan membawa ADI star (Attitute Determination Instrument). Instrumen ini akan mengeluarkan cahaya seperti bintang yang terlihat dari bumi dengan mata telanjang.

Tuesday, December 7, 2010

Muhammad Institute of Canada to build space launch and outer space exploration

The head of the Muhammad Institute for Space Science wants to build a space-launch facility in Canada.

Redouane Al Fakir’s goal is putting the Islamic world back at the forefront of scientific discovery.

But the Vancouver astrophysicist wants all Canadians to be involved in his project.

His proposed commercial space port in British Columbia would be the first of its kind in this country — and Al Fakir says it’s about time.

The way he sees it, if countries like India, China and Japan can launch satellites into space, why not Canada?






The UBC astronomer is out raising money, especially in the Middle East, but he faces a big challenge: Al Fakir estimates that it would take $100 million to build a facility, and $500 million to send up a rocket.

Support the program with your 1 dollar. See here

Iran, some Arab countries, Turkey, Pakistan and Malaysia to boost space cooperation

Iran's Telecommunications Minister Reza Taqipour says Turkey, Pakistan and some Arab countries have volunteered to collaborate with Iran on design and launch of a satellite for Islamic states.

Tehran first announced plans for launching the "Besharat" satellite into space with the help of member states of Organization of the Islamic Conference (OIC) in February 2009.

"Apart from Iran, some Arab countries, Turkey, Pakistan and Malaysia will participate voluntarily in building and launching of the Besharat satellite," Taqipour told Mehr news agency on Saturday.

"Among the OIC member states there are a few with space technology, with Iran at the top. This is why materializing this project will depend on Iranian capabilities,” he added.

Iranian officials say Islamic countries could use satellite imagery for hazard and natural disaster management as well as accurate cartography.

In October, the Iranian Parliament (Majlis) ratified a bill allowing the government to enhance its efforts to design and launch satellites and satellite carriers.

On Monday, Iranian lawmakers voted in favor of Article 49 of a bill in the country's Fifth Five-Year Economic Development Plan (2011-2015), which will authorize the government to set up the infrastructure needed for the Islamic Republic's satellite projects.

Omid was the third Iranian-made satellite to be sent into space. Three years after Russia launched Iran's first satellite in 2005, another satellite --jointly designed by Iran, China, and Thailand -- was launched into orbit by China.

Tehran also plans to launch the country's first manned mission into space by 2019.

Tuesday, March 9, 2010

Inflatable Spacecraft

As all of us know inflatable objects are those that are designed to be filled with air or gas. When inflatable objects are not in use the air could be pumped out. This reduces their storage-space requirement and they could be squeezed into small canisters. But how could spacecraft be inflatable?

To answer this question, let us see what inflatable spacecrafts are how they could be suitably employed in the hostile space environment.

Inflatable spacecraft are made up of lightweight materials. They can be easily squeezed into canisters that are only a fraction of their full size. Upon arrival in space they can be inflated using a deployment system that releases inert gas to push the walls of the inflatable material.

Nasa and other space agencies of the world aim at reducing the cost of space travel. The space industry is constantly working towards cutting costs by using lightweight materials and alternative propulsion techniques (laser propulsion, microwave propulsion).

To understand the benefits of this technology let us consider an example of inflatable spacecraft, which is being constructed by NASA. This spacecraft is still in its developmental stages.

More

Friday, March 5, 2010

Cubical Tokyo Tech Engineering Satellite-1.7

The nanosatellite features a number of improvements based on experiences gained from its predecessor model, CUTE-1.7+APD. In particular, the spacecraft structure was redesigned to increase the solar cell surface area for enhanced power generation.

The CUTE-1.7+APD-2 nanosatellite has dimensions of 220 mm x 180 mm x 115 mm and a total mass of ~ 3 kg. The structural change made to this (larger than standard) spacecraft model provided simply more freedom to handle things and contributed to the assembly and integration functions.

More

Wednesday, February 3, 2010

Iranian president promises space program breakthroughs

President Mahmoud Ahmadinejad has said he will announce good news about “great achievements” by Iranian scientists in the aerospace industry in the near future.

He made the remarks in a live interview with Channel One of Islamic Republic of Iran Broadcasting on Tuesday night.

Ahmadinejad did not elaborate on the details of the aerospace industry breakthroughs, but on Monday, Iranian Defense Minister Ahmad Vahidi announced that Iran will inaugurate five important aerospace projects on February 3, which is the country's Aerospace Technology Day.

Elsewhere in his remarks during the IRIB interview, the Iranian president stated that Iran will welcome “honest” nuclear cooperation with other countries, saying that Iran is ready for a nuclear swap.

“Some countries have agreed to engage in nuclear cooperation with Iran but this has annoyed some, like Britain and the Zionist regime, because they don't want confrontation to turn into cooperation,” Ahmadinejad added.

He went on to say that Iran has the technology to enrich uranium to a purity of 20 percent itself but the Islamic Republic sees no obstacle preventing nuclear cooperation with the world's nuclear countries.

“We have said that if you act honestly, we will cooperate with you,” Ahmadinejad added.

“We said that the swap to receive the 20-percent enriched uranium should take place in Iran, and they said that they accept it,” the Iranian president said, referring to the major powers that are involved in the talks on the nuclear swap deal.

“Recently, they asked us to begin new talks and said that they were ready to provide nuclear fuel to us, even if our fuel remained in Iran,” Ahmadinejad stated.

“Even if we sent our nuclear fuel abroad, it would cause no problem,” Ahmadinejad said, adding that the controversy about the nuclear swap deal was unnecessary.

“In Iran, some said that if we send our nuclear fuel abroad, they (the Western powers) will not give us enriched fuel, but we should know that if they renege on providing nuclear fuel to Iran, it will prove that the countries which signed the nuclear swap deal are not reliable,” he observed.

Antariksa

Made In Indonesia

Falak dan Antariksa

Beasiswa dan Lowongan Kerja

-::[AIRCRAFT CARRIER INDONESIA]::-