Dalam hal teknologi ruang angkasa misalnya, acara reality show tantangan mengirim roket bulan, seperti yang dilakukan Google Lunar X Prize Competition, pasti akan menyedot pemirsa atau rating.
Tapi sebelum melangkah membuat roket ke bulan, baiknya TV melangkah dari yang kecil dulu. Misalnya sebagai contoh acara "Trans TV Space Rocket Competition" target pemenang adalah team yang mampu meluncurkan roket setinggi mungkin di orbit angkasa, juara pertama jatuh bagi tim yang bisa mengorbitkan satelit mikro.
Tim yang bersaing adalah berasal dari universitas, smk atau klub pencinta angkasa. Lama seleksi mulai dari pengumuman sampai acara kompetisi bisa setahun atau beberapa bulan, seperti halnya acara-acara pop.
TV bisa meliput proses riset di universitas-universitas yang ditentukan, pemirsa bisa dilibatkan dengan SMS dan pada hari H, rating TV bakan tersedot. Apalagi misalnya setiap tim diwajibkan membuat atau mendirikan sebuah badan hukum yang mengayomi kelompok atau tim riset mereka dan juga mempunyai blog atau situs mengenai tim mereka, dan pihak TV bisa membuat penilaian dari interaksi blog tim dengan visitornya.
Acara ini bakal heboh. Tapi tampaknya akan lebih baik bila pihak TV bekerja sama dengan Lapan, sehinga penilain lebih objektif.
Apabila tantangan ini telah selesai dan kalau dianggap berhasil, maka tantangan berikutnya bisa dilakukan: misalnya acara "Trans TV Lunar Competition" yakni sebuah acara reality show tantangan bagi pihak swasta atau perusahaan swasta untuk membanguna misi ke bulan, ke mars dan lain sebagainya.
Bila acara beginian bisa diujudkan... sebuah quantum leap bagi bangsa Indonesia.
No comments:
Post a Comment