Saturday, September 19, 2009

Lapan: Secara Astronomi, Hilal Sudah Bisa Dilihat Nanti Malam

Kemungkinan 1 Syawal jatuh pada tanggal 20 September semakin besar. Secara perhitungan astronomi, bulan sudah bisa dilihat nanti malam sehingga Lebaran bisa digelar besok.

"Dari segi astronomi kemungkinan nanti hilal akan berhasil dilihat dari salah satu pengamatan dari sekian puluh titik pengamatan," kata Kepala Pusat Pemanfaatan Sains dan Atmosfer Iklim Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Thomas Djamaluddin saat dihubungi detikcom, Sabtu (19/9/20090.

Menurut Thomas, ketinggian bulan di wilayah Indonesia mencapai 4-6 derajat dengan jarak azimuth sekitar 6 atau 7 derajat. Dengan kondisi ini, jarak bulan dan matahari sudah lebih dari 7 derajat yang merupakan limit minimum agar hilal bisa dilihat.

Jika tidak ada gangguan ekstrem, Thomas yakin hilal akan terlihat nanti malam. Namun jika ada gangguan ekstrem sehingga tidak ada satupun titik pengamatan yang berhasil melihat bulan, bukan berarti Lebaran tak bisa digelar besok.

Sebab berdasarkan fatwa MUI tahun 1981, dikatakan bahwa jika hasil hisab (perhitungan astronomi) menunjukkan hilal bisa dilihat (rukyat), maka hisab tersebut bisa dijadikan dasar penentuan 1 Syawal meskipun secara faktual hilal tak terlihat karena gangguan cuaca. Kasus semacam ini, menurut Thomas, pernah terjadi pada tahun 1987.

"Tahun 1987 pernah terjadi. Waktu itu semua pengamatan rukyat gagal, tapi dari segi ketinggian sudah memugkinkan hilal untuk dilihat (rukyat). Menteri Agama memutuskan menjadikan dasar hisab tersebut untuk menetapkan 1 Syawal," terang Thomas.

Namun begitu Thomas tidak hendak mendahului keputusan sidang Isbat Departemen Agama. "Kita tetap harus menunggu," anjurnya.

No comments:

Post a Comment

Antariksa

Made In Indonesia

Falak dan Antariksa

Beasiswa dan Lowongan Kerja

-::[AIRCRAFT CARRIER INDONESIA]::-