Monday, April 18, 2011

Sekolah Astronot: Institut Aeronotika dan Astronotika Indonesia

Sebagai negara maritim terbesar di dunia, penguasaan kedirgantaraan merupakan sebuah kebutuhan strategis bagi bangsa Indonesia. Dengan wilayah yang sangat luas dan letak geografis yang strategis, penguasaan kedirgantaraan merupakan salah satu faktor penentu dalam perkembangan ekonomi, sosial, politik dan pertahanan negara.

Upaya untuk mengembangkan potensi kedirgantaraan telah dilakukan sejak awal kemerdekaan, baik untuk kebutuhan sipil maupun militer. Beberapa perkembangan penting diantaranya, pengembangan sistem pertahanan kedirgantaraan, pendirian pendidikan teknik penerbangan, pendirian maskapai penerbangan nasional, pengembangan peroketan dan industri pesawat terbang. Kedirgantaraan tidak hanya menyangkut transportasi, namun juga terkait pada bidang energi, penginderaan-jauh dan telekomunikasi.

Perjalanan upaya penguasaan kedirgantaraan mengalami pasang surut, namun hal ini tidak meniadakan fakta bahwa penerbangan memegang peranan penting dalam penegakan kedaulatan, mempersatukan bangsa dan menjadi salah satu tolok ukur kemampuan teknologi bangsa Indonesia. Banyak kemajuan yang telah dicapai oleh bangsa Indonesia dalam bidang kedirgantaraan, namun sebagian besar, upaya tersebut belum berjalan secara berkelanjutan.

Dengan kemajuan teknologi dunia di bidang penerbangan, banyak hal yang masih perlu dilakukan oleh Indonesia sebagai salah satu negara anggota ICAO, agar dapat setara dengan negara lain, baik dalam pengembangan industri, jasa, infrastruktur, navigasi, manajemen dan sistem regulasi.

Masalah yang luas, kompleks dan saling terkait serta kemajuan teknologi yang cepat di bidang penerbangan membutuhkan pemahaman yang menyeluruh dan pengelolaan yang terpadu di tiap negara. Diperlukan strategi jangka panjang dan program nyata di bidang kedirgantaraaan yang didasari atas kemampuan SDM, sehingga terjadi perkembangan secara berkesinambungan. Diperlukan kerjasama antara stake holder kedirgantaraan, baik industri, jasa, lembaga penelitian, pendidikan dan pemerintah.

Salah satu hal yang perlu dilakukan adalah meningkatkan wawasan dan kemampuan komunitas kedirgantaraan, mendorong lahirnya inisiatif kebijakan dan program kedirgantaraan yang berwawasan ke depan. Peningkatan dapat dilakukan dengan membangun komunikasi dan program bersama melalui seminar, pengkajian dan program peningkatan SDM lain, mengenai masalah-masalah kedirgantaraan oleh para pemangku kepentingan, termasuk diantaranya pemerintah, swasta, praktisi, peneliti,pendidik dan mahasiswa.

Institut Aeronotika dan Astronotika Indonesia

Institut Aeronotika dan Astronotika Indonesia (IAAI) didirikan pada tanggal 31 Januari 2003 . Lembaga ini melakukan kegiatan pertukaran informasi iptek-rekayasa di bidang aeronotika dan astronotika melalui penyelenggaraan seminar dan diskusi ilmiah a.l, ISASTI (International Symposium on Aeronautical Science and Technology of Indonesia) dan Indonesian Airshow di tahun 1986. IAAI juga menerbitkan Journal IAAI yang dikelola dalam rangka menyebarluaskan pengetahuan di bidang kedirgantaraan di Indonesia .

Dalam era saat ini, dimana Pemerintah tidak lagi menjadi pendorong utama dan lebih bersifat sebagai fasilitator dan regulator, maka pemangku kepentingan kedirgantaraan dituntut lebih aktif bersama-sama dengan Pemerintah untuk meningkatkan kemampuan Indonesia di bidang ini.

Dengan dukungan dari para Pendiri, beberapa orang generasi penerus dan pelaku di bidang kedirgantaraan, pada tanggal 4 Nopember 2009 mengambil inisiatif untuk merevitalisasi forum komunikasi ini.

IAAI bertujuan untuk dapat menjadi pendorong untuk membangun visi, meningkatkan profesionalisme dan membangun budaya kedirgantaraan Indonesia agar bangsa indonesia dapat memanfaatkan bidang kedirgantaraan secara maksimal dan berkelanjutan. Ruang lingkup minat IAAI tidak hanya pada bidang rekayasa, namun juga pada bidang operasi, pemeliharaan pesawat terbang, navigasi, kebandaraan, pelatihan SDM, regulasi dan pengembangan profesi melalui fasilitasi kajian teknis dan strategis.

Jakarta, 4 Nopember 2009.

2 comments:

Antariksa

Made In Indonesia

Falak dan Antariksa

Beasiswa dan Lowongan Kerja

-::[AIRCRAFT CARRIER INDONESIA]::-